Jatirejo-ngawi.desa.id - Desa Jatirejo yang terletak di wilayah dengan potensi pertanian melimpah, kini semakin memantapkan langkahnya sebagai desa berbasis pertanian berkelanjutan. Potensi unggulan desa ini terletak pada sektor pertanian organik, khususnya budidaya padi organik yang telah dikembangkan di lahan seluas ±4 hektar. Berbagai varietas unggulan seperti Mentik Wangi, Mentik Susu, beras merah, dan beras hitam menjadi andalan para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sultan Padi Organik Jatirejo, 5 Agustus 2025.
Program pertanian organik ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa dan DPRD Jawa Timur. Tujuannya jelas: mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, memperbaiki kesuburan tanah, serta meningkatkan nilai jual hasil panen. Selain berdampak positif secara ekonomi, sistem pertanian ini juga membuka peluang besar bagi pengembangan agrowisata dan edukasi pertanian berbasis kearifan lokal.
Namun, potensi Desa Jatirejo tidak berhenti di situ. Salah satu peluang yang tengah dikembangkan adalah pemanfaatan limbah sekam padi. Selama ini, limbah tersebut melimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal, padahal memiliki banyak kegunaan seperti media tanam, bahan pupuk organik, pakan ternak, bahan komposit, hingga arang briket.
Program Sosialisasi Pemanfaatan Sekam Padi
Sebagai langkah awal, Pemerintah Desa bersama mahasiswa KKN 240 Universitas Sebelas Maret Surakarta mengadakan sosialisasi pemanfaatan limbah sekam padi pada Selasa, 5 Agustus 2025. Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan dan keterampilan kepada warga agar mampu mengolah limbah pertanian menjadi produk bernilai ekonomis.
Sosialisasi diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari ibu-ibu RT 2 RW 2 dan sejumlah pemuda desa. Acara dimulai dengan pemaparan interaktif mengenai potensi sekam padi, keunggulan dan kelemahannya, serta peluang usaha yang dapat dikembangkan. Fokus utama pembahasan diarahkan pada pembuatan arang briket sebagai energi ramah lingkungan.
Selain briket, peserta juga diperkenalkan cara mengolah sekam padi menjadi media tanam yang mampu meningkatkan aerasi tanah dan mempertahankan kelembapan, serta pupuk organik yang berfungsi memperbaiki struktur tanah.
Praktik Langsung dan Antusiasme Warga
Setelah sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung. Peserta diajak mengikuti proses pembuatan arang briket mulai dari penimbangan bahan, pencampuran adonan, hingga pencetakan menggunakan alat sederhana. Mereka juga mempraktikkan cara mengolah sekam mentah menjadi media tanam dan pupuk organik.
Antusiasme peserta terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan dan keinginan untuk mencoba sendiri setiap tahap. Beberapa warga bahkan menyatakan minat untuk mencoba membuat sendiri di rumah bahkan mungkin dikembangkan menjadi usaha pengolahan sekam padi secara mandiri maupun berkelompok.
Dampak dan Harapan ke Depan
Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat. Selain menambah pengetahuan, sosialisasi ini membuka peluang usaha baru yang ramah lingkungan. Diharapkan, dengan adanya keterampilan baru ini, warga Desa Jatirejo dapat meminimalkan limbah pertanian sekaligus meningkatkan pendapatan.
Desa Jatirejo berpotensi menjadi desa mandiri berbasis pertanian berkelanjutan. Ekspansi lahan organik, pengembangan agrowisata, pemberdayaan UMKM keluarga, dan digitalisasi layanan publik menjadi langkah strategis yang tengah dipersiapkan untuk mempercepat kemajuan desa secara menyeluruh.